Loading...
Kamus Kalender Jawa

Kamus Kalender Jawa

Kumpulan istilah dan pengertian dalam penanggalan Jawa

Mengenal Istilah dalam Penanggalan Jawa

Penanggalan Jawa memiliki kekayaan istilah dan konsep yang unik, mencerminkan kedalaman filosofi dan nilai-nilai budaya Jawa. Kamus ini berisi pengertian lengkap dari berbagai istilah penting dalam sistem penanggalan Jawa tradisional, yang digunakan untuk memahami weton, neptu, wuku, mangsa dan berbagai perhitungan lainnya.

Sistem penanggalan Jawa merupakan perpaduan antara kalender Hindu-Jawa kuno dengan sistem penanggalan Islam (Hijriyah), yang telah digunakan sejak era Kesultanan Mataram pada abad ke-16 dan terus berkembang hingga saat ini.

Hari & Pasaran

Weton

Kombinasi hari (dina) dan pasaran dalam kalender Jawa yang menentukan karakteristik hari tersebut. Weton digunakan untuk menghitung hari baik, kecocokan jodoh, dan hal lainnya dalam tradisi Jawa.

Istilah Terkait:

Dina

Istilah Jawa untuk hari dalam seminggu: Senen (Senin), Selasa, Rebo (Rabu), Kemis (Kamis), Jemuah (Jumat), Setu (Sabtu), Minggu (Ahad).

Istilah Terkait:

Pasaran

Siklus lima hari dalam sistem penanggalan Jawa, terdiri dari: Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Pasaran berasal dari konsep 'hari pasar' karena dahulu pasar tradisional diadakan setiap lima hari sekali.

Istilah Terkait:

Sistem Nilai

Neptu

Nilai numerik yang terkait dengan hari dan pasaran dalam kalender Jawa. Neptu dihitung dengan menjumlahkan nilai hari dan pasaran. Setiap hari dan pasaran memiliki nilai neptu tersendiri.

Istilah Terkait:

Pancawara

Istilah untuk menggambarkan siklus lima hari dalam sistem pasaran Jawa (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage).

Istilah Terkait:

Saptawara

Istilah untuk menggambarkan siklus tujuh hari dalam seminggu (Senin-Minggu).

Istilah Terkait:

Wuku & Siklus

Wuku

Siklus 30 minggu dalam kalender Jawa tradisional. Setiap wuku memiliki nama dan karakteristik unik yang mempengaruhi sifat dan nasib orang yang lahir pada wuku tersebut. Satu siklus lengkap wuku berdurasi 210 hari.

Istilah Terkait:

Pawukon

Sistem penanggalan Jawa yang berbasis pada siklus 30 wuku. Pawukon digunakan untuk menentukan hari-hari baik dan watak seseorang berdasarkan wuku kelahirannya.

Istilah Terkait:

Windu

Siklus delapan tahun dalam penanggalan Jawa yang terdiri dari Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Setiap tahun dalam siklus windu memiliki karakteristik dan pengaruh tertentu.

Istilah Terkait:

Musim & Mangsa

Mangsa

Sistem pembagian musim dalam kalender Jawa yang terdiri dari 12 mangsa dengan durasi berbeda-beda. Total satu siklus mangsa adalah 365 hari (satu tahun).

Istilah Terkait:

Pranatamangsa

Sistem pengetahuan tradisional Jawa mengenai musim dan kaitannya dengan pertanian, kesehatan, dan kehidupan sehari-hari. Pranatamangsa membagi tahun menjadi 12 mangsa dengan durasi dan karakteristik yang berbeda.

Istilah Terkait:

Kala

Konsep waktu dalam tradisi Jawa yang sering dikaitkan dengan 'waktu baik' dan 'waktu buruk' untuk melakukan aktivitas tertentu.

Istilah Terkait:

Hari Spesial

Peringatan Tanggap Warsa

Peringatan ulang tahun dalam tradisi Jawa (tanggap = mengerti, warsa = tahun), yang sering dihitung berdasarkan weton (hari dan pasaran) kelahiran seseorang, bukan tanggal kalender.

Istilah Terkait:

Slametan

Upacara ritual komunal dalam budaya Jawa untuk memperingati peristiwa penting atau memohon keselamatan, yang sering menggunakan perhitungan kalender Jawa untuk menentukan waktu yang tepat.

Istilah Terkait:

Tumbuk

Momen pertemuan ulang antara neptu hari lahir dengan weton yang sama persis seperti saat kelahiran, yang dalam hitungan Jawa terjadi setiap 35 hari sekali.

Istilah Terkait:

Perhitungan & Ramalan

Petangan

Sistem perhitungan tradisional Jawa untuk menentukan waktu baik dalam melakukan berbagai kegiatan penting seperti pernikahan, membangun rumah, atau perjalanan.

Istilah Terkait:

Primbon

Kitab kuno yang berisi kumpulan pengetahuan tradisional Jawa, termasuk ramalan, perhitungan weton, neptu, dan kesesuaian jodoh.

Istilah Terkait:

Sengkala

Sistem kronogram Jawa untuk mengingat tahun peristiwa penting dengan menggunakan kata-kata yang memiliki nilai numerik tertentu. Contoh terkenal adalah 'Sirna ilang kertaning bumi' (1400 Saka) yang menandai berakhirnya Kerajaan Majapahit.

Istilah Terkait:

Konsep Dasar

Tahun Jawa

Tahun dalam penanggalan Jawa yang mengikuti sistem Lunar (bulan). Penanggalan Jawa dimulai pada tahun 1555 M atau tahun Jawa 1478 (tahun Alip), yang menandai masuknya Islam ke Jawa.

Istilah Terkait:

Bulan Jawa

Nama-nama bulan dalam kalender Jawa: Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkaidah, Besar.

Istilah Terkait:

Hari Baik

Hari yang dianggap membawa keberuntungan untuk melakukan kegiatan tertentu berdasarkan perhitungan penanggalan Jawa. Hari baik ditentukan dari kombinasi neptu, weton, wuku, dan perhitungan lainnya.

Istilah Terkait:

Sumber Referensi dan Bacaan Lanjutan

Untuk memperdalam pemahaman tentang penanggalan Jawa, Anda dapat mengeksplorasi halaman berikut: